Demam
adalah gejala menurunnya imunitas tubuh yang ditandai dengan meningkatnya suhu tubuh.
Tapi pernahkah kalian mendengar tentang demam kambuhan atau relapsing fever? Tahukah kalian bahwa demam kambuhan disebabkan
oleh mikroorganisme parasit? Untuk tahu lebih lanjut mari kita bahas bersama mengenai
penyakit endemic tersebut!
Apaitu
demam kambuhan?
Demam kambuhan atau louse-borne relapsing fever
(LBRF) adalah penyakit endemik yang bias terjadi di seluruh belahan dunia. Penyakit
ini paling banyak terjadi di Negara-negara berkembang atau Negara yang kondisi lingkungannya
memprihatinkan. Contohnya penyakit ini ditemukan di daerah Asia, Afrika,
Amerika Tengah dan Selatan dan di temukan pula di dataran tinggi Ethiopia.
LBRF ditularkan melalui kutu tubuh dan umumnya terjadi
di tempat-tempat pengungsian. Kutu tubuh (Pediculus
humanus corporis) terinfeksi oleh bakteri pada saat menghisap darah penderita.
Infeksi bias menyebar pada orang lain jika kutu berpindah tempat tinggalnya. Jika kutu tergilas, bakteri akan keluar dan memasuki
kulit yang sudah digaruk atau digigit (http://m.medicastore.com/)
Borrelia recurrentis, apa itu?
Merupakan
mikroorganisme berbentuk spiral, fleksibel dan tidak berflagel. Bergerak dengan cara berputar mengelilingi poros
spiral (melilit), kontraksi sel dan gerakan ular. Dapat hidup bebas dan sebagai
parasit (pathogen). Reproduksi berlangsung
secara tranversal. Merupakan mikrooorganisme anaerob dan ditularkan oleh tuma/sengkenit.
Memiliki panjang 10 – 30 µm dan lebar 0,3µm. Jarak antar putaran spiral
berkisar antara 2 - 4 µm (Johnson, 1994).
Organisme
ini dapat berkembangbiak pada pembenihan cair yang mengandung darah, serum atau
jaringan dan juga dapat berkembang biak dengan cepat pada embrio anak ayam dan dapat
bertahan hidup hingga beberapa bulan dalam darah yang terinfeksi pada suhu 4°C.
Pada beberapa kutu (tetapi bukan lice), spiroketa diwariskan darigenerasi ke generasi.
Bakteri ini berkembangbiak di dalam hemolymph manusia, apabila cairan yang
keluar dari tubuh kutu yang telah hancur mengkontaminasi membrane mukosa atau luka
bekas garukan atau gigitan kutu tersebut (Shintawati, 2012).
Menurut
International Journal of Systematic Bacteriology, masa inkubasi Borrelia recurrentis
yaitu selama 2 – 7 hari. Penyakit ini timbul disertai gejala menggigil dan suhu
yang naik dengan drastic dan mendadak. Selama masa inkubasi, dalam darah orang
yang terinfeksi organisme ini terdapat banyak sekali jumlah spirroketa. Demam berlangsung
selama 2 – 9 hari dan kemudian menurun menyebabkan pasien dalam keadaan lemah tetapi
tidak sakit. Masa tanpa demam ini (lemah) berlangsung 9 hari dan diikuti serangan
serangan kedua berupa menggigil, demam, sakit kepala hebat dan lesu. Kejadian ini
berlangsung sampai 1 - 5 kali. Sesudah itu, serangan semakin ringan. Selama
stadium demam (khususnya bila suhu sedang meningkat). Pada masa inkubasi organisme
ini terdapat darah, namun pada masa demam organisme ini tidak terdapat dalam darah.
Anti bodi yang melawan spiroketa muncul selama tahap inkubasi dan serangan akan
diakhiri dengan aglutinasi dan efek litik. Antibodi-antibodi ini memisahkan varian
yang berbeda secara antigen untuk berkembangbiak.
Bagaimana
cara mencegahnya?
Seperti
pepatah mengatakan “mencegah lebih baik dari
pada mengobati”.Dikarenakan masih belum ada vaksin yang bias menyembuhkan penyakit
ini ada baiknya kita mencegah agar penyakit ini tidak menyerang kita. Caranya adalah
dengan menjaga kebersihan tubuh dan lingkungan contohnya dengan mandi teratur,
menggunakan cairan pembasmi kutu dan jangan berbagi handuk dengan orang lain.
Karena kutu pembawa bakteri pathogen tersebut
sangat menyukai tempat kotor dan lembab.
Demikian
sekilas info dari penulis, semoga bermanfaat :)
DAFTAR
PUSTAKA
Johnson,
A.G., dkk, 1994, Mikrobiologi dan Imunologi, 105-106, 109-111, Binarupa Aksa, Jakarta
Anonim. 2010. Demam Kambuhan (Relapsing Fever). http://m.medicastore.com/index.php?mod=penyebab&id=188 Diakses pada tanggal 3 Juni 2015, pukul 19.15 WIB
Anonim. 2012. Borrelia recurrentis. http://microbewiki.kenyon.edu/index.php/Borrelia_recurrentis. Diakses pada tanggal 3 Juni 2015, pukul 20.30 WIB
Anonim. 2010. Demam Kambuhan (Relapsing Fever). http://m.medicastore.com/index.php?mod=penyebab&id=188 Diakses pada tanggal 3 Juni 2015, pukul 19.15 WIB
Anonim. 2012. Borrelia recurrentis. http://microbewiki.kenyon.edu/index.php/Borrelia_recurrentis. Diakses pada tanggal 3 Juni 2015, pukul 20.30 WIB
http://file.upi.edu/Direktori/FPMIPA/JUR_PEND_BIOLOGI/196812012001122-RITA_SHINTAWATI/RITA-2/RELAPSING_FEVER.Pdf
Meri T, Cutler SJ dkk. 2006. Relapsing fever spirochetes Borrelia recurrentis and B. duttoonii acquire complement regulators C4b-binding protein and factor H. http://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed/16790790
Diakses pada tanggal 4 Juni 2015, pukul 21.00 WIB
Meri T, Cutler SJ dkk. 2006. Relapsing fever spirochetes Borrelia recurrentis and B. duttoonii acquire complement regulators C4b-binding protein and factor H. http://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed/16790790
Diakses pada tanggal 4 Juni 2015, pukul 21.00 WIB