RSS

Article of Microbiology

Simbiosis Mutualisme Bakteri dengan Akar Tanaman Leguminosa


Pertama kali mendengar kata bakteri mungkin yang terbesit di pikiran anda adalah perusak atau penyebab penyakit. Banyak orang yang mengetahui bakteri hanya dengan spekulasi mereka saja, mereka belum mengetahui dengan pasti apa saja yang dapat dimanfaatkan dari makhluk kecil tak kasat mata tersebut. 

Bakteri adalah makhluk kecil tak kasat mata yang memiliki peran penting dalam kehidupan sehari-hari manusia. Ada beberapa bakteri yang dapat menguntungkan dan ada pula yang dapat merugikan manusia. Adapun bakteri yang menguntungkan bagi manusia. Misalnya pada pertanian organik manusia bakteri berperan dalam menyuburkan tanah khususnya yang ada pada tanaman kacang-kacangan. Bakteri tersebut adalah bakteri Rhizobium sp.

Tanaman kacang-kacangan atau Leguminosa adalah tergolong tanaman yang unik. Banyak jenis dari kacang- kacangan yaitu kacang tanah, kacang hijau, kacang merah, kedelai, kacang koro, dan lain-lain. Keunikan dari tanaman kacang-kacangan ini adalah mereka memiliki bintil-bintil pada akarnya. Di bintil akar inilah bakteri Rhizobium leguminosarum hidup. Makhluk kecil ini hidup menumpang di akar kacang-kacangan. Pada akar kacang-kacangan menyediakan tempat tinggal dan menghasilkan makanan untuk bakteri Rhizobium ini. Sebagai gantinya bakteri Rhizobium ini membantu kacang-kacangan untuk mencerna nitrogen (N) dalam tanah. 



Bagaimana karakteristik Rhizobium?
Bakteri Rhizobium leguminosarum secara makroskopis adalah warna koloni putih susu, tidak transparan, bentuk koloni sirkuler, konveks, semitransluen, diameter 2-4 mm dan dalam waktu 3-5 hari pada akar khamir-manitol-garam mineral. Secara mikroskopis sel bakteri Rhizobium leguminosarum berbentuk batang, aerobik, gram negarif dengan ukuran 0,5-0,9x1,2-3 µm, bersifat motil pada media cair. Umumnya memiliki flagela polar atau subpolar. Untuk pertumbuhan optimum dibutuhkan temperatur 25-30° C, Ph 6-7. Bakteri Rhizobium leguminosarum bersifat kemoorganotropik, yaitu dapat menggunakan berbagai karbohidrat dan garam-garam asam organik sebagai sumber karbonnya (Holl,1975). 


Nitrogen itu merupakan salah satu makanan utama tumbuhan. Tumbuhan membutuhkan nitrogen selama masa pertumbuhannya, terutama pada fase vegetatif yaitu pertumbuhan cabang, batang dan daun. Nitrogen juga berperan dalam proses pembentukan hijau daun atau klorofil. Selain itu, nitrogen juga bermanfaat dalam pembentukan protein, lemak, dan beberapa senyawa organik lainnya. Perlu diketahui bahwa sekitar 78% volume udara terdiri dari nitrogen. Kurangnya kandungan nitrogen dalam tanaman dapat menyebabkan pertumbuhan tanaman tidak normal atau kerdil. Apabila kurangnya nitrogen dalam tanaman itu banyak, maka dapat menyebabkan jaringan tanaman mengering dan mati. Pada buah yang kekurangan nitrogen pertumbuhannya tidak sempurna, cepat masak dan kadar proteinnya kecil. 

Bagaimanakah cara Rhizobium sp. bekerja sama dengan tanaman leguminosa?

Rhizobium sp. memiliki kemampuan luar biasa yang tidak banyak dimiliki oleh mikroba lain, yaitu kemampuan untuk menambat Nitrogen langsung dari udara. Seperti yang kita tahu bahwa kandungan utama udara adalah gas nitrogen yang lebih dari 70% kandungan udara. Meskipun melimpah tanaman tidak bisa langsung menyerap kandungan Nitrogen dari udara. Nitrogen harus tetap diserap dari akar tanaman. 

Tanaman kacang-kacangan atau leguminosa contohnya pada kedelai mampu mengambil hara dari nitrogen dengan bersimbosis dengan bakteri Rhizobium leguminosarum. Nitrogen dari udara diambil oleh tanaman kedelai dengan bentuk hara melalui bakteri Rhizobium leguminosarum dengan aktifitas bersama sel tanaman dan bakteri, nitrogen itu disusun menjadi senyawaan nitrogen seperti asam-asam amino dan polipeptida yang ditemukan dalam tumbuh-tumbuhan, bakteri dan tanah disekitarnya. Legum tidak dapat menambat nitrogen secara mandiri. 

Oleh karena itu untuk menambat nitrogen, Rhizobium sp di dalam tanah berperan dalam pengaturan siklus nitrogen, yaitu melakukan fiksasi nitrogen dan mengubahnya menjadi Ammonia (NH3). Dalam sel bakteri ini terdapat sebuah alat yang berperan dalam biokatalis, yaitu enzim nitrogenase. Enzim ini mengkatalis reduksi nitrogen atmosfer (N2) menjadi amonia (NH3) (Nasir, 2001). Enzim inilah yang berperan dalam mengubah N2 menjadi NH3. bakteri ini menggunakan enzim nitrogenase, dimana enzim ini akan menghambat gas nitrogen di udara dan merubahnya menjadi gas amoniak. Gen yang mengatur proses penambatan ini adalah gen nif (Singkatan nitrogen – fixation). Gen – gen nif ini berbentuk suatu rantai , tidak terpencar kedalam sejumlah DNA yang sangat besar yang menyusun kromosom bakteri, tetapi semuanya terkelompok dalam suatu daerah. Hal ini memudahkan untuk memotong bagian untaian DNA yang sesuai dari kromoson Rhizobium dan menyisipkanya ke dalam mikroorganisme lain (Prentis, 1984). 

Peranan keberadaan bakteri Rhizobium yang efektif pada tanaman legum: Bakteri dapat mengurangi kebutuhan nitrogen tanaman karena dapat mensuplainya. Nitrogen (urea, ZA) yang diberikan bisa hilang karena pencucian, denitrifikasi, terangkut saat panen. Peran bakteri terjadi saat tanaman dalam kondisi kekurangan nitrogen (proses simbiosis). 

Keberadaan bakteri ini juga dapat disebabkan oleh beberapa faktor. Faktor-faktor tersebut adalah yang pertama sumber makanan yaitu berupa bahan organik nutrisi pada akar sumber makanan ini berperan untuk bertahan sebelum menginfeksi tanaman. Yang kedua adalah mikroorganisme lain yaitu sebagai competitor di rhizosfer, terutama yang antagonis, karena mikroorganisme antagonis dapat menghalangi saat akan menginfeksi tanaman. Yang ketiga adalah lingkungan yang nantinya akan berpengaruh pada kegiatan fotosintesis untuk menyediakan kebutuhan energi bakteri contohnya: cahaya, luas daun, CO2, pembentukan biji/fase generatif. Yang keempat adalah pH atau kadar keasaman. Untuk kadar keasaman atau pH sebaiknya yang sesuai dengan pertumbuhan bakteri adalah netral hingga agak basa yaitu >7. Yang kelima adalah suhu. Suhu yang disukai oleh bakteri adalah sekitar 20-28°C, yang masing-masing isolat berbeda tanggapnya terhadap suhu. Yang keenam adalah ketersediaan air dan hara yang ada di tanah untuk fotosintesis, karena hasil fotosintesis yang dilakukan oleh tanaman tersebut nantinya akan dimanfaatkan oleh bakteri. Yang ketujuh adalah senyawa racun yang bisa berasal dari herbisida, fungisida di tanah yang tidak disukai oleh bakteri bintil akar. Karena senyawa racun tersebut dapat berpengaruh terhadap keberadaan bakteri khususnya pada salinitas. Yang kedelapan adalah ketersediaan nutrisi atau makanan. Contohnya seperti nitrogen yang dapat menghambat bintil, Phospor yang berguna untuk suplai energy, Mo untuk kerja nitrogenase (enzim pada Rhizobium), besi dan kobalt untuk laghemoglobin dan transfer elektron. Yang kesembilan atau yang terakhir adalah kesesuaian genetic antara bakteri dengan tanaman. Hal ini berpengaruh untuk keperluan infeksi akar tanaman. 

Berdasarkan penjelasan di atas dapat kita simpulkan bahwa Rhizobium leguminosarum membawa manfaat yang luar biasa. Dengan begitu dapat terbukti bahwa tidak semua bakteri yang hidup itu merugikan, namun masih banyak bakteri yang bermanfaat bagi kehidupan manusia. :)

Referensi: 

Gardner, FP et al.1991. Fisiologi Tanaman Budidaya. UI Press. Jakarta. 
Harun UM dan Ammar M.2001.Respon Kedelai ( Glycine max L.Merr ) terhadap Bradryrhizobium japonicum Strain Hup pada Tanah Masam. Jurnal Ilmu-ilmu Pertanian Indonesia. 3(2) 
Holl FB.1975.Host Plant Control of the Inheritance of Dinitrogen Fixation in the Pisum-Rhizobium Symbiosis.Euphytica 24:767-70. 
Nasir, 2001. Bioteknologi Pertanian. PT. Grafindo Jakarta. 
http://blog.ub.ac.id/elias/... 2012 Diakses pada tanggal 23 April 2015 pada pukul 19.15 WIB

19 komentar:

Anonim mengatakan...

Berdasarkan artikel diatas, ada beberapa hal yang ingin saya tanyakan, diantaranya :

Bagaimana mekanisme bakteri Rhizobium menginfeksi tanaman jenis legume?
Faktor apa saja yang menarik bakteri tersebut bersimbiosis?
Dapatkah biakan bakteri tersebut diformulasikan untuk dijadikan pupuk pada tanaman lain?

terima kasih

Unknown mengatakan...

terima kasih Abdan atas pertanyaannya,
untuk jawaban dari pertanyaan pertama dan kedua agar lebih jelasnya, Abdan bisa lihat di laman ini http://www.ctahr.hawaii.edu/bnf/Downloads/Training/BNF%20technology/Symbiosis.PDF

untuk pertanyaan ke-3 biakan bakteri tersebut bisa dijadikan pupuk hijau tapi sebelumnya bersimbiosis dengan tanaman lain seperti Crotalaria, Tephrosia, dan Indigofera

sekiranya hanya itu yang bs sy jawab, semoga bermanfaat :)

Unknown mengatakan...
Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.
Unknown mengatakan...

berdasarkan artikel di atas, bagaimanakah pembentukan bintil akar tersebut?

Welcome My Blog mengatakan...

Berdasarkan Artikel diatas, sangat menarik sekali mengenai adanya Simbiosis Mutualisme Bakteri dengan Akar Tanaman Leguminosa . Tetapi ada beberapa hal yang masih saya tanyakan yaitu, Bagaimana pengontrol yang lebih efektif untuk Akar Tanaman Leguminosa ini, Sehingga akar tanaman akan tetap menjaga kondisinya dari kelembaban suhu maupun Lingkungannya.? Jelaskan! Terimah kasih

Unknown mengatakan...

terimakasih Nining atas pertanyaannya, pembentukan bintil itu terjadi karena adanya infeksi dari bakteri. Infeksi tumbuh-tumbuhan terjadi hanya pada rambut akar muda. Bakteri menerobos masuk pada / ketat pada ujung rambut akar dan tumbuh sebagai benang infeksi sampai ke dasarnya. Benang infeksi ini yang diliputi oleh membran selulosa kemudian menerobos dinding sel muda dari epidermis dan kulit akar. Kalau bakteri ini berjumpa dengan sebuah sel tetraploid dan jaringan kulit, maka sel ini dan sel-sel diplois yang ada di sekelilingnya terangsang untuk membelah, benang infwekinya bercabang dan membagi diri pada sel tetraplois. Percabangan ini menyebabkan jaringan kortek membesar yang dapat dilihat sebagai bintil. Bintil-bintil ini merupakan hasil poliferasi jaringan yang terangsang oleh Rhizobium dengan perantara sesuatu faktor pertumbuhan.

semoga brmanfaat :)

Unknown mengatakan...

terimakasih Martha atas pertanyaannya, pengontrol mikroba yang efektif untuk Akar tanaman leguminosa ini tergantung pada lingkungan apa dia ditanam, untuk lebih jelasnya bisa dibaca pada page 5 di http://www.ctahr.hawaii.edu/bnf/Downloads/Training/BNF%20technology/Symbiosis.PDF

semoga bermanfaat :)

Unknown mengatakan...

Berdasarkan paparan dari artikel diatas, ada hal yang saya ingin tanyakan. Pada beberapa kasus pertanian khususnya pertanian anorganik, para petani menggunakan zat-zat kimia beracun untuk pembasmi hama, dan pupuk urea untuk menyuburkan tanaman. Nah, senyawa-senyawa tersebut mungkin berpengaruh terhadap Rhizobium, karena senyawa tersebut tidak disukai oleh bakteri pada bintil akar Leguminoseae sehingga pertumbuhan bakteri tersebut akan terhambat. Lalu apakah bakteri tersebut bisa kembali lagi mengadakan perkembangan? Dan bagaimana mekanismenya? Terima kasih

Unknown mengatakan...

Artikel tersebut memaparkan simbiosis mutualisme antar bakteri Rhizobium sp. dengan tanaman Leguminoseae. Jika bakteri Rhizobium hidup dalam akar tanaman leguminoseae tentunya bakteri tersebut mendapatkan nutrisi dengan menyerap unsur hara dari tanaman tersebut, kemudian timbal baliknya bakteri Rhzobium membantu tanaman leguminoseae mencerna nitrogen dalam tanah. Tentunya bakteri Rhizobium hidup pada akar tanaman Legiminoseae jumlahnya tidak hanya satu, pasti dalam jumlah yang sangat banyak, maka unsur hara yang seharusnya untuk tanaman leguminoseae diserap oleh seluruh bakteri Rhizobium. Pertanyaannya adalah, apakah tanaman Leguminoseae hanya membutuhkan asupan nitrogen? tidakkah tanaman legum tersebut membutuhkan unsur hara lainnya yang diambil oleh bakteri? Terimakasih.

Unknown mengatakan...

terimakasih atas pertanyaannya Nurul, memang penggunaan pestisida sangat berpengaruh terhadap tanah, beberapa bahan penyusun pestisida adalah kontaminan tanah yang persiten artinya sifat pencemarannya akan berlangsung dalam jangka waktu lama bertahan dalam tanah. Penggunaan pestisida dapat menurunkan biodiversitas tanah. Pengaruhnya trhadap Rhizobium? Rhizobium sendiri berperan dalam fiksasi nitrogen dalam pertumbuhan tanaman. Pestisida seperti DDT, methyl-parathion dan pentachlorophenol telah menunjukkan adanya pengaruh terhadap sinyal kimia terhadap Rhizobium yang berperan dalam pengikatan nitrogen dalam tanah. Reduksi terhadap sinyal tersebut akan mengurangi fiksasi nitrogen sehingga berpengaruh terhadap penurunan hasil panen bila dibandingkan dengan tanah berkualitas tanpa polutan pestiida, dimana fiksasi nitrogen berlangsung normal.

http://www.ujikadarair.com/dampak-pestisida-terhadap-lingkungan.html

tapi belakangan ini dilakukan penelitian inokulasi rhizobium yang bisa toleran terhadap pestisida. dan penelitian ini masih berlangsung.

Endah's Life Story mengatakan...

Wahhh Ibu Farid,, kalo kita bahas mikroba dalam akar legum ini, seperti kita sedang membahas Nyawa kita yang kedua, selain nyawa yang pertama dari Allah SWT. hehe ( Endah dont be to much,, please !).. seperti yang kita tahu Rhizobium pelanjut hidup kita melalui siklus nitrogen ya, karena goalnya adalah Protein, sebagai penyusun makhluk hidup.
Ibu Farid, Saya ingin bertanya?
kenapa rhizobium ini hanya terdapat pada tanaman kacang-kacangan, Nutrisi seperti apa yang harus dia peroleh?, bagaimana kalo kita isolasi rhizobium ke akar tanaman yang lain, misalnya tanaman cabe-cabean?,, (ehh tanamn Cabe maksudnya,, :D), apa rhizobium akan tumbuh?
terimakasih Ibu farid :)

Unknown mengatakan...

terimakasih atiyah pertanyaannya, tanaman legum membutuhkan unsur lain dalam bakteri. Melekatnya rhizobium pada akar terjadi karena permukaan rhizobium dan bradyrhizobium mengandung protein pelekat yang disebut rhicadhesin. Rhicadesin adalah protein pelekat kalsium yang berfungsi dalam pengikatan kompleks pada permukaan rambut akar. Di samping itu, terdapat senyawa lain yang berperan dalam pengikatan bakteri yaitu lectin yang merupakan protein yang mengandung karbohidrat.

http://repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/10754/D08rsa.pdf;jsessionid=B9520E199BCC9491353D7ED328CE7B42?sequence=2

Unknown mengatakan...

artikel tersebut sangat menarik dan jelas, namun ada paparan mengenai "Apabila kurangnya nitrogen dalam tanaman itu banyak, maka dapat menyebabkan jaringan tanaman mengering dan mati. Pada buah yang kekurangan nitrogen pertumbuhannya tidak sempurna, cepat masak dan kadar proteinnya kecil" . apa yang dimaksud tidak sempurna tersebut (apakah kandungan atau kandungannya) ? lalu apa mengapa tumbuhan menjadi cepat masak?
Terimakasih :)

Yolanda Mustika mengatakan...

Super sekali..... Terimakasih Farid..
Di dalam artikel anda, anda menuliskan faktor-faktor penyebab keberadaan bakteri. Tolong jelaskan faktor ke-9 yaitu "kesesuaian genetic antara bakteri dengan tanaman. hal ini berpengaruh untuk keperluan infeksi akar tanaman."!
Terimakasih...

nila zuqistya mengatakan...

Sedikit menambahkan mengenai mekanisme pembentukan bintil ; Pembentukan bintil akar dimulai dengan sekresi produk metabolism tanaman ke daerah perakaran yang menstimulasi pertumbuhan bakteri. Terjadi interaksi antara akar tanaman dengan bakteri Rhizobia. Akar tanaman mengeluarkan sinyal yang akan mengaktifkan ekspresi gen dari bakteri yang berperan pada nodulasi. Bakteri Rhizobia akan mensintesis sinyal berupa asam amino termodifikasi (homoserin lakton) yang membawa subtituen rantai asil yang bervariasi yang disebut asil homoserin lakton (AHL), yang menginduksi pembentukan meristem nodul dan memungkinkan bakteri untuk masuk ke dalam meristem tersebut melalui proses infeksi. Interaksi secara simbiosis terjadi karena adanya pertukaran sinyal antara tumbuhan dan bakteri (Rhizobia).

Tanaman mensekresikan senyawa‐senyawa flavonoid yang gugus fenolnya bersama dengan NodD (protein penggerak) dari bakteri menginduksi ekspresi dari gen pembentukan nodul dari Rhizobia (nod). Sebagai hasilnya, Rhizobia memproduksi Nod factors. Induksi Nod factors direspon oleh tanaman (yang salah satunya) dengan pembentukan nodul.


Proses selanjutnya terjadi kolonisasi bakteri Rhizobia dan lalu menempel pada rambut akar yang dilanjutkan dengan deformasi (perubahan bentuk) bulu akar yaitu membelok atau bercabang, sebagai respon terhadap etilen, yang dirangsang oleh IAA.
Lebih lengkapnya dapat anda baca di http://ellenlumisarpanggabean.blog.uma.ac.id/wp-content/uploads/sites/240/2015/03/FIKSASI-PPT.ppt.

Unknown mengatakan...

terimakasih nyol atas pertanyaannya :) , jadi kesesuaian genetik itu berpengaruh trhadap pertumbuhan legum karena hal ini berpengaruh pula pada keperluan infeksi. Mengapa berpengaruh? karena Untuk menambat nitrogen, bakteri ini menggunakan enzim nitrogenase, dimana enzim ini akan menghambat gas nitrogen di udara dan merubahnya menjadi gas amoniak. Gen yang mengatur proses penambatan ini adalah gen nif (Singkatan nitrogen – fixation). Gen – gen nif ini berbentuk suatu rantai , tidak terpencar kedalam sejumlah DNA yang sangat besar yang menyusun kromosom bakteri, tetapi semuanya terkelompok dalam suatu daerah. Hal ini memudahkan untuk memotong bagian untaian DNA yang sesuai dari kromoson Rhizobium dan menyisipkanya ke dalam mikroorganisme lain (sadikin, 1984).

Somaatmadja, sadikin.1984.Kedelai.Bogor:Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian.

Unknown mengatakan...

terimakasih bu endah atas pertanyaanya, menanggapi pertanyaan dari bu endah ternyata masih berkaitan dengan pertanyaanya yolanda, jadi kenapa hanya rhizobium yg terdapat pada tanaman kacang-kacangan? karena rhizobium memiliki kesesuaian genetik dengan tanaman legum yang dapat berpengaruh pada keperluan infeksi akar tanaman. jadi untuk saat ini rhizobium hanya dapat bersimbiosis dngan legum.

isolasi Rhizobium untuk tanaman cabe? untuk saat ini para peneliti masih mencoba untuk merekayasa genetika agar gen dalam rhizobium dapat sesuai dengan gen tanaman lain, sehingga dapat memungkinkan terjadinya infeksi pada akar tanaman lain.

http://pustaka.unpad.ac.id/wp-content/uploads/2009/06/makalah_fiksasi_n.pdf

Catatan Nihayah mengatakan...

wahh...peran penting bakteri yg sangat penting, saya ingin bertanya, apakah bakteri Rhizobium tersebut sudah berada di tanah dan bersimbiosis dengan akar tanaman, atau Rhizobium tersebut juga ada ditempat lain?

Unknown mengatakan...

setelah membaca artikel diatas yang saya ingin tanyakan Proses masuknya Rhizobium ke dalam Akar Legum?

Posting Komentar