Demam
adalah gejala menurunnya imunitas tubuh yang ditandai dengan meningkatnya suhu tubuh.
Tapi pernahkah kalian mendengar tentang demam kambuhan atau relapsing fever? Tahukah kalian bahwa demam kambuhan disebabkan
oleh mikroorganisme parasit? Untuk tahu lebih lanjut mari kita bahas bersama mengenai
penyakit endemic tersebut!
Apaitu
demam kambuhan?
Demam kambuhan atau louse-borne relapsing fever
(LBRF) adalah penyakit endemik yang bias terjadi di seluruh belahan dunia. Penyakit
ini paling banyak terjadi di Negara-negara berkembang atau Negara yang kondisi lingkungannya
memprihatinkan. Contohnya penyakit ini ditemukan di daerah Asia, Afrika,
Amerika Tengah dan Selatan dan di temukan pula di dataran tinggi Ethiopia.
LBRF ditularkan melalui kutu tubuh dan umumnya terjadi
di tempat-tempat pengungsian. Kutu tubuh (Pediculus
humanus corporis) terinfeksi oleh bakteri pada saat menghisap darah penderita.
Infeksi bias menyebar pada orang lain jika kutu berpindah tempat tinggalnya. Jika kutu tergilas, bakteri akan keluar dan memasuki
kulit yang sudah digaruk atau digigit (http://m.medicastore.com/)
Borrelia recurrentis, apa itu?
Merupakan
mikroorganisme berbentuk spiral, fleksibel dan tidak berflagel. Bergerak dengan cara berputar mengelilingi poros
spiral (melilit), kontraksi sel dan gerakan ular. Dapat hidup bebas dan sebagai
parasit (pathogen). Reproduksi berlangsung
secara tranversal. Merupakan mikrooorganisme anaerob dan ditularkan oleh tuma/sengkenit.
Memiliki panjang 10 – 30 µm dan lebar 0,3µm. Jarak antar putaran spiral
berkisar antara 2 - 4 µm (Johnson, 1994).
Organisme
ini dapat berkembangbiak pada pembenihan cair yang mengandung darah, serum atau
jaringan dan juga dapat berkembang biak dengan cepat pada embrio anak ayam dan dapat
bertahan hidup hingga beberapa bulan dalam darah yang terinfeksi pada suhu 4°C.
Pada beberapa kutu (tetapi bukan lice), spiroketa diwariskan darigenerasi ke generasi.
Bakteri ini berkembangbiak di dalam hemolymph manusia, apabila cairan yang
keluar dari tubuh kutu yang telah hancur mengkontaminasi membrane mukosa atau luka
bekas garukan atau gigitan kutu tersebut (Shintawati, 2012).
Menurut
International Journal of Systematic Bacteriology, masa inkubasi Borrelia recurrentis
yaitu selama 2 – 7 hari. Penyakit ini timbul disertai gejala menggigil dan suhu
yang naik dengan drastic dan mendadak. Selama masa inkubasi, dalam darah orang
yang terinfeksi organisme ini terdapat banyak sekali jumlah spirroketa. Demam berlangsung
selama 2 – 9 hari dan kemudian menurun menyebabkan pasien dalam keadaan lemah tetapi
tidak sakit. Masa tanpa demam ini (lemah) berlangsung 9 hari dan diikuti serangan
serangan kedua berupa menggigil, demam, sakit kepala hebat dan lesu. Kejadian ini
berlangsung sampai 1 - 5 kali. Sesudah itu, serangan semakin ringan. Selama
stadium demam (khususnya bila suhu sedang meningkat). Pada masa inkubasi organisme
ini terdapat darah, namun pada masa demam organisme ini tidak terdapat dalam darah.
Anti bodi yang melawan spiroketa muncul selama tahap inkubasi dan serangan akan
diakhiri dengan aglutinasi dan efek litik. Antibodi-antibodi ini memisahkan varian
yang berbeda secara antigen untuk berkembangbiak.
Bagaimana
cara mencegahnya?
Seperti
pepatah mengatakan “mencegah lebih baik dari
pada mengobati”.Dikarenakan masih belum ada vaksin yang bias menyembuhkan penyakit
ini ada baiknya kita mencegah agar penyakit ini tidak menyerang kita. Caranya adalah
dengan menjaga kebersihan tubuh dan lingkungan contohnya dengan mandi teratur,
menggunakan cairan pembasmi kutu dan jangan berbagi handuk dengan orang lain.
Karena kutu pembawa bakteri pathogen tersebut
sangat menyukai tempat kotor dan lembab.
Demikian
sekilas info dari penulis, semoga bermanfaat :)
DAFTAR
PUSTAKA
Johnson,
A.G., dkk, 1994, Mikrobiologi dan Imunologi, 105-106, 109-111, Binarupa Aksa, Jakarta
Anonim. 2010. Demam Kambuhan (Relapsing Fever). http://m.medicastore.com/index.php?mod=penyebab&id=188 Diakses pada tanggal 3 Juni 2015, pukul 19.15 WIB
Anonim. 2012. Borrelia recurrentis. http://microbewiki.kenyon.edu/index.php/Borrelia_recurrentis. Diakses pada tanggal 3 Juni 2015, pukul 20.30 WIB
Anonim. 2010. Demam Kambuhan (Relapsing Fever). http://m.medicastore.com/index.php?mod=penyebab&id=188 Diakses pada tanggal 3 Juni 2015, pukul 19.15 WIB
Anonim. 2012. Borrelia recurrentis. http://microbewiki.kenyon.edu/index.php/Borrelia_recurrentis. Diakses pada tanggal 3 Juni 2015, pukul 20.30 WIB
http://file.upi.edu/Direktori/FPMIPA/JUR_PEND_BIOLOGI/196812012001122-RITA_SHINTAWATI/RITA-2/RELAPSING_FEVER.Pdf
Meri T, Cutler SJ dkk. 2006. Relapsing fever spirochetes Borrelia recurrentis and B. duttoonii acquire complement regulators C4b-binding protein and factor H. http://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed/16790790
Diakses pada tanggal 4 Juni 2015, pukul 21.00 WIB
Meri T, Cutler SJ dkk. 2006. Relapsing fever spirochetes Borrelia recurrentis and B. duttoonii acquire complement regulators C4b-binding protein and factor H. http://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed/16790790
Diakses pada tanggal 4 Juni 2015, pukul 21.00 WIB
55 komentar:
Pada artikel anda disebutkan bahwa Borrelia recurrentis memiliki masa inkubasi dan menyebabkan demam pada manusia. Jika diperhatikan hal ini menyerupai penyakit malaria. Apakah Borrelia recurrentis seperti Plasmodium ? Terimakasih
Selamat lebih tengah malam , super sekali artikel kakak sahmudi, dari artikel diatas telah di paparkan bahwa bakteri Borrelia recurrentis dapat berbahaya bagi manusia melalui kutu tubuh manusia, yang masih membuat saya bingung itu apakah kutu (kecuali kutu yang telah disebutkan diatas) yang ada pada manusia itu pasti telah terkontaminasi oleh bakteri Borrelia recurrentis? atau hanya pada kondisi tertentu saja kutu tersebut terkontaminasi? makasiih..
Selamat malam setelah membaca artikel anda, timbul pertanyaan mengenai bakteri borrelia tersebut, yaitu apa yang menyebabkan manusia dapat demam secara berulang? Bagian apa yang diserang oleh bakteri tersebut?
sungguh mengesankan sekali artikel kakak cucunya sambudi... hehe... namun ada yang ingin saya tanyakan yaitu... jika bakteri ini tidak berflagel... lalu alat gerak yang digunakannya apa?
wwahh menarik sekali artikel yang ditulis oleh kaka Farida :) setelah membaca ulasan Anda, mengenai kalimat " Reproduksi berlangsung secara tranversal. Merupakan mikrooorganisme anaerob dan ditularkan oleh tuma/sengkenit." hal yang ingin saya tanyakan adalah apa yang dimaksud dengan reproduksi secara transversal? serta apa yang dimaksud dengan tuma/sengkenit dan adakah pencegahan lain selain dari yang telah Anda paparkan diatas? mohon penjelasannya, terima kasih :)
Selamat pagi kaka faridd.. setelah membaca artikel anda cukup menarikk sekalii. Di sini saya ingin bertanya pada kalimat "Selama masa inkubasi, dalam darah orang yang terinfeksi organisme ini terdapat banyak sekali jumlah spirroketa." nah spirroketa itu seperti apa dan bagaimana ya? bisa anda jelaskan? Terimakasihh
berdasarkan artikel Anda di atas, mengenai penularan penyakit Demam kambuhan ini Saya ingin menambahkan, ternyata Penyakit tersebut tidak hanya diperantarai oleh kutu, melainkan juga oleh tungau.
Karakteristik penyakit ini muncul sebagai epidemi apabila ditularkan
oleh tungau, sedangkan bersifat endemis apabila ditularkan melalui
kutu. (https://mikrobia.files.wordpress.com/2008/05/fitriana-susanti-078114108.pdf)
Artikel soudari farida sangat menarik dan menambah pengetahuan baru nih. Disini saya hanya ingin menambahkan saja bahwa cara pencegahan juga dapat dilakukan dengan Membersihkan kotoran pada pakaian dalam dan bagian dalam baju dengan malation dan bedak lindan, akan memberikan perlindungan terhadap demam kambuhan yang disebabkan oleh kutu badan. Selain itu saya juga mendapat informasi mengenai pengobatan dengan cara :Infeksi bisa disembuhkan dengan antibiotik tetrasiklin, eritromisin atau doksisiklin. Biasanya diberikan per-oral (melalui mulut), tetapi bisa juga diberikan secara intravena (melalui pembuluh darah) jika terjadi muntah-muntah yang berat yang membuat penderita sulit menelan.
Untuk mencapai hasil yang optimal, pengobatan harus dimulai pada stadium awal demam atau selama suatu interval yang tanpa gejala. Pengobatan yang dimulai pada akhir dari suatu periode demam, bisa memicu terjadinya reaksi Jarisch-Herxheimer, dimana demam yang sangat tinggi disertai tekanan darah yang turun-naik (kadang sampai tekanan rendah yang berbahaya). Reaksi ini sangat khas dan kadang berakibat fatal.
Dehidrasi diobati dengan cairan yang diberikan secara intravena (melalui pembuluh darah). Nyeri kepala hebat diobati dengan obat pereda nyeri, seperti kodein. Untuk mual-mual bisa diberikan dimenhidrinat atau proklorperazin. Sumber saya peroleh dari http://webcache.googleusercontent.com/search?q=cache:-5iTlunE2gsJ:www.spesialis.info/%3Fpenyebab-demam-kambuhan-%28demam-kutu-demam-berulang-demam-kelaparan%29,250+&cd=1&hl=en&ct=clnk
Woooww seram sekali ya bakteri tersebut...Sedikit menambahkan bakteri borrelia juga dapat menyebabkan penyakit lain seperti chronic fatigue syndrome, penyakit alzheimer , penyakit neuromotor, penyakit parkinson , dll lebih jelasnya dapat dilihat di http://nasehatkesehatan.com/penyakit-lyme-apa-ini/
Bakterinya manakutkannnn.... ada yang ingin saya tanyakan bagaimana mengontrol laju pertumbuhan bakteri ini supaya tidak membahayakan ? obat yang harus dgunakan(kandungan zat)...?terimakasih kakak....^_^
Selamat pagi saudari Farid, Mengenai artikel diatas saya sedikit menambahkan bahwa bakteri spirochetes Borrelia menimbulkan salah satu penyakit kambuh demam. Penyakit ini tidak hanya disebabkan oleh kutu saja, tetapi didalam penyakit ini juga disebabkan oleh beberapa spesies Borrelia, seperti B. duttonii, dan ditularkan oleh kutu bertubuh lunak. dengan cara spirochetes memasuki aliran darah oleh gigitan vektor dan hidup terus menerus dalam plasma bahkan setelah pengembangan antibodi spesifik. Hal ini menyebabkan kambuh demam dan kematian yang tinggi dan jelas menunjukkan bahwa organisme Borrelia memanfaatkan strategi penghindaran kekebalan tubuh yang efektif. Dalam studi ini, menunjukkan bahwa epidemi demam kambuh patogen B. recurrentis dan kekambuhan endemik demam patogen, B. duttonii, adalah serum tahan, yaitu, tahan untuk in vitro. Mereka memperoleh host alternatif komplemen jalur faktor regulator H pada permukaan mereka dengan cara yang sama dengan yang kurang serum tahan Lyme patogen penyakit, B
Penjelasan tersebut saya mengutup dari sebuah jurnal di link http://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed/16790790. Semoga bermanfaat dan Terimahkasih.
sangat bermanfaat sekali, jadi semakin tahu tentang macam demam dan penyebabnya, yang saya ingin tanyakan adalah kalau belum ada obat yang dapat menyembuhkan apalagi demam tersebut kambuhan apakah ada kemungkinan terjadinya penyakit lain dari bakteri tersebut?
terimakasih
Yang ingin saya tanyakan spirroketa itu apa?
waah bakteri patogen itu memang paling hebat membuat kita khawatir, sedikit ingin menambahkan nih kk farid.
Jadi ternyata penyakit demam kambuhan ini ada dua bentuk, yaitu pertama Tick-Borne Relapsing Fever (TBRF) disebarkan melalui kutu Ornithodoros, nah bakteri yang berhubungan dengan TBRF ini adalah Borrelia duttoni, B.hermisii, dan B.parkerii.
Dan yang kedua itu Louse-Borne Relapsing Fever (LBRF) yang dijelaskan dalam artikel kk farid, LBRF ini disebarkan oleh kutu tubuh, bakteri yang berhubungan ini bakteri Borrelia recurrentis. Referensi : http://medicastore.com/penyakit/188/Demam_Kambuhan_Relapsing_Fever.html
saya hanya ingin sharing tentang pertanyaan dari sdri nabila dan sdr edo bahwa
Spiroket (spirochete, spirochaeta) adalah bakteri gram-negatif, motil, berbentuk ramping dan berlekuk-lekuk. [1] Bakteri dengan morfologi unik ini banyak ditemukan di dalam lingkungan akuatik dan hewan.[1] Sel spiroket tersusun atas protoplasma silinder yang ditutup dengan membran dan dinding sel. [1] Bagian endoflagela dan protoplasma silinder akan dibungkus dengan berlapis-lapis membran (multilayer) yang bersifat fleksibel. [1] Membran ini disebut sebagai lapisan terluar (bahasa Inggris: outer sheat). [1]
sumber : http://reguler-stiemb.uic.web.id/id2/pelajaran-2511/Spiroket_158438_reguler-stiemb-uic.html
menanggapi pertanyaan dari saudari zia, sesuai dengan pernyataan pada artikel diatas bahwa bakteri ini tidak memiliki flagel, maka bakteri ini bergerak dengan cara berputar mengelilingi poros spiral (melilit), kontraksi sel dan gerakan ular.
menanggapi pertanyaan saudari Epi, berdasarkan sumber yang saya baca pengontrolan lahu pertumbuha bakteri ini dan obat yang harus digunakan diantaranya Terramycin
Oksi tetrasiklin-HCL 250 mg / kapsul :50mg/ml injeksi IM. In : infeksi saluran nafas , saluran cerna , kulit dan jaringan lunak , urogenital , setelah operasi , obstetrik dan ginekologikal , mata , otohinolaringologok , oral dan gigi ,
spiroketa , riketsiosis , tuberkolosis. Kl : hipersensitivitas
dan wanita hamil. ES : glositis , stomatitis , proktitis , neursa , diare , vaginitis , dermatitis , alergi. Ds : dewasa sehari 1-2 g :anak 20-25 mg/kgBB dalam disis bagi : Injeksi IM : Dewasa 3-4 x sehari 100mg anak sehari 7-10 mg/kgBB dalam dosis bagi : Injeksi IV : Dewasa : tiap 8-12 jam 200-500 mg , anak 8th sehari 15 -25 mg/kgBB dalam dosis bagi. Km : dos 10x10 kapsul 250mg, 50x10 kapsul : vial 10ml (500mg/10ml).
2.Erphatrocin
Eritromisin stearat setara Eritromisin 250mg/kapsul : 200mg/tablet chewable : 200mg/5ml syrup. In : dipteri pertussis infeksi oleh steroptokokus ( faringitis , scarlet , fever , erycipelas ), pneumonia , GO , sifylis , profilasis ,
demam rheuma yang recurrent . ES : kholestatik hepatitis , mual , muntah , diare , anorexia , urtikaria , karya , ru
am kulit . Ds : tergantung berat ringan dan jenis penyakit : dewasa : 1-2g sehari dalam dosis terbagi : anak – anak : 30-50mg/kgBB/hari dalam dosis terbagi. Km : dos 10x10 kapsul : 10x10 tablet chewable : botol 60ml syrup.
3.Augmentin
Amoksisilin tihidrat 500mg, asam klavulanat 125mg; 1g; Amoksisilin 875mg, asam klavulanat 125mg; tiap 5ml sirup
amolsisilin 125mg (250mg), asam klavulanat 31,25mg (62,5mg). In: Pengobatan terhadap infeksi bakteri , infeksi saluran pernafasan , kulit dan jaringan lu nak , infeksi tulang dan sendi, infeksi urogenital, infeksi lain.
berdasarkan artikel diatas,
saya ingin menambahkan sedikit mengenai struktur antigen pada bakteri ini,
Antibodi berkembang didalam titer tinggi yang kental setelah infeksi oleh borrelia. Antibodi meng hasilkan kinerja/fungsi yang utama
sebagai faktor selektif yang memungkinkan antigen untuk bertahan
hanya dari varian yang berbeda secara antigen. Selama masa satu
infeksi saja struktur antigen organisme dapat berubah-berubah.
Akibat perkembang biakan varian antigen, maka penyakit ini sering
mengalami kekambuhan (demam kambuhan), sehingga inang harus
memproduksi anti bodi yang baru. Namun demam kambuhan pada
akhirnya dapat sembuh dengan total setelah mengalami kekambuhan 3 – 10 kali, hal ini terjadi setelah muncul anti bodi terhadap beberapa varian antigennya.
https://mikrobia.files.wordpress.com/2008/05/borrelia-recurrentis.pdf
Bahaya sekali bakteri ini, saya hanya ingin menambahkan sedikit informasi.
Pada kasus yang fatal organisme ini dapat ditemukan dalam limpa dan hati, adanya fokus nekrosis pada organ parenkimatosa lainnya, serta lesi hemoragik pada ginjal dan saluran cerna. Namun terkadang spiroketa juga terdapat juga pada cairan otak dari orang yang menderita meningitis. Pengobatan paling efektif adalah dengan tetrasiklin, eritromisin dan penisilin yang mungkin cukup untuk menghentikan serangan.
Dilansir dari
https://mikrobia.files.wordpress.com/.../borrelia-recurr.pdf
alhamdulillah ilmu baru....
artikel yang farid tulis sangat menarik untuk dibaca.
namun ada yang ingin yani tanyakan, karena penyebab bakteri ini belum ada vaksin yang dapat mencegahnya, berarti sementara waktu manusia mengandalkan antibodi nya,
dalam artikel anda tertulis bahwa Antibodi-antibodi ini memisahkan varian yang berbeda secara antigen untuk berkembangbiak dalam mematikan bakteri penyebab demam ini, minta penjelasannya bagaimana perbedaan tersebut terjadi ?
terimakasih :-)
Saya ingin menambahkan informasi mengenai struktur genom dari bakteri ini, Borrelia recurrentis memiliki genom dengan 1.025 gen dan 1.242.163 pasangan basa yang mengandung 8 fragmen linier mulai dari 6.131 bp sampai 930.981 bp. B. recurrentis mengandung kromosom linier dengan ukuran sekitar 1 Mb dan plasmid yang juga melingkar.
Sumber yang saya pakai adalah https://microbewiki.kenyon.edu/index.php/Borrelia_recurrentis
Dan sedikit saran dari saya, alangkah baiknya jika background dari posting ini tidak transparant, karena pembaca sedikit kesulitan dalam membacanya, terima kasih ^_^
Terimakasih saudari nunu atas jawabannya :)
Wahh terimakasih Martha atas tambahannya. Sangat membantu sekali :)
Assalamu'alaikum..
Apakah penyakit demam kambuhan dapat menyebabkan kematian? Lalu apakah hanya kutu yang menjadi perantara bakteri Borrelia recurrentis? Jika ya, mengapa?
Terimakasih..
wahh teriamakasih banyak sudah membantu saudari nunu :)
terimakasih saudari nabila atas pertanyaannya,
jadi gini bil, spirroketta itu adalah jenis bakteri itu sendiri, struktur bakteri yang berbentuk spiral, bergelombang dan bergeraknya dengan cara berputar. Spiroketta ini termasuk nama filum bakteri yang memiliki ciri-ciri sperti yang sudah di jelaskan sebelumnya
http://www.els.net/WileyCDA/ElsArticle/refId-a0000466.html
terimakasih endah atas tambahannya,, :)
waaah saudara edo tidak membaca komentar saya yaa:p saya sudah menanyakan hal tersebut lebih dahulu dan saudara farid telah menjawabnya.. jadi silahkan dibaca lagi dengan teliti yaa temann :))
Menarik sekali artikel yang Anda paparkan di atas, dalam artikel ini Anda hanya memaparkan peran negatif saja, yang ingin saya tanyakan adalah apakah ada peran positif dari bakteri Borrelia recurrentis ini?
Terimakasih
terimakasih saudari nila atas pertanyaannya,
jadi gini nil, bila dilihat dari garis besar kemiripan Borrelia recurrentis dan Plasmodium memang mirip, yaitu sama sama menginfeksi manusia dan membentuk spora dalam tubuh manusia dan terjadi siklus, bedanya yaitu pada perantara dan lama demam yang dialami oleh manusia dan siklus hidup plasmodium terjadi di hati manusia tetapi siklus hiup b. recurrentis terjadi di sel darah manusia
itu menurut yang saya baca di http://www.atsu.edu/faculty/chamberlain/website/lectures/lecture/relapfev.htm
baik terimakasih saudari abdan atas pertanyaannya, sepertinya dalam artikel sudah saya jelaskan namun sepertinya kurang begitu jelas, baiklah, jadi gini dan bakteri B. recurrentis ini memasuki aliran darah lalu menyebar ke organ-organ tubuh, setelah itu membentu Spiroketemia yang merangsang terbentuknya antibodi IgM spesifik untuk menyingkirkan bakteri-bakteri tersebut dari aliran darah, pada proses ini terjadilah demam pada manusia. Pada periode demam bakteri tersebut banyak ditemukan di dalam aliran darah. setelah itu bakteri tinggal dalam sistem syaraf pusat, sumsum tulang, liver dan limpa. pada fase ini terjadi periode tidak demam. kemudian bakteri kembali dilepaskan ke dalam aliran darah setelah mengalami perubahan variasi antigenik kemudian merangsang pembentukan antibodi IgM spesifik yang baru. hal ini yang menyebabkan berulangnya episode demam.
hal ini sesuai dengan yang saya baca di http://file.upi.edu/Direktori/FPMIPA/JUR_PEND_BIOLOGI/196812012001122-RITA_SHINTAWATI/RITA-2/RELAPSING_FEVER.Pdf
mmm jadi dia bergerak dengan berputar (melilit) saja yah kak... terima kasih kakak nunu dan farid....
terimakasih aida atas tambahanya, memang benar tambahan dari aida memang sesuai juga dengan apa yang saya baca di http://microbewiki.kenyon.edu/index.php/Borrelia_recurrentis
yang mengatakan bahwa selain menyebabkan infeksi darah bakteri Borrelia recurrentis juga menyerang sel syaraf beserta sel jaringan lainnya. Mungkin ini yang menyebabkan penyakit lain seperti yang ditambahkan oleh saudari aida :)
maaf sedikit ingin menambahkan informasi terlait klasifikasinya dimana kalasifikasi dari bakteri tersebut
Domain: Bacteria
Phylum: Spirochaetes
Order: Spirochaetales
Family: Spirochaetaceae
Genus: Borrelia
Species: B. recurrentis
http://en.wikipedia.org/wiki/Borrelia_recurrentis
wahh... terimakasih atas tambahannya ratih, sangat membantu sekali :)
haha,, mungkin edo lelah bil,
baiklah saudara dan saudari,,, nabila dan edo, pertanyaannya mewakili saja ya. Di pertanyaan nabila sudah saya jawab jadi sillahkan dibaca, semoga bermanfaat, :)
terimakasih saudari athiyyah,, tambahannya sangat membantu :)
iyapp benar sekali jawaban luthfi adzkia,, seperti yang saya baca juga di situs http://www.els.net/WileyCDA/ElsArticle/refId-a0000466.html, penjelasannya hampir mirip. terimakasih luthfi sudah membantu :)
terimakasih nunu informasinya sangat menambah ilmu :)
wahh senangnya bisa berbagi ilmu baru, sebelumnya terimakasih yani atas pertanyaannya, jadi gini yan,
Antibodi berkembang didalam titer tinggi yang kental setelah infeksi oleh borrelia. Antibodi menghasilkan kinerja/fungsi yang utama sebagai faktor selektif yang memungkinkan antigen untuk bertahan hanya dari varian yang berbeda secara antigen. Selama masa satu infeksi saja struktur antigen organisme dapat berubah-berubah.
Akibat perkembang biakan varian antigen, maka penyakit ini sering mengalami kekambuhan (demam kambuhan), sehingga inang harus memproduksi anti bodi yang baru. Namun demam kambuhan pada akhirnya dapat sembuh dengan total setelah mengalami kekambuhan 3
– 10 kali, hal ini terjadi setelah muncul anti bodi terhadap beberapa varian antigennya.
ini yang saya baca di situs https://mikrobia.files.wordpress.com/2008/05/borrelia-recurrentis.pdf
sepertinya pertanyaannya yani berkaitan denga pertanyaan abdan, kalau ingin jelasnya boleh lihat di jawaban abdan. terimakasih :)
terimakasih Nadya atas tambahan saran dan masukannya, Insyaallah di artikel mendatang dapat di perbaiki lagi :)
Seperti yang telah dipaparkan dalam artikel di atas LBRF ditularkan melalui kutuh tubuh dengan menghisap darah si pebderita. Lalu bagaimana dengan nyamuk yang menghisap darah si penderita? APakah nyamuk jg dapat menularkan LBRF ini atau hanya kutu tubuh saja yang bisa? Mengapa?
terimakasih saudara syahrul menurut yang saya baca B.recurrentis ini cenderung bersifat parasit, sampai saat ini saya belum menemukan apa peran positif yang ada pada bakteri trsebut, malahan saya menemukan peran negatif lagi dari bakteri ini yaitu Dalam industri peternakan, Borrelia menjadi salah satu ancaman karena dapat menyerang hewan ternak seperti burung, kuda, dan domba.
hal ini berdasar yang saya baca di http://science-student14.blogspot.com/2013/09/bakteri-spirocetachristispira.html
siiip
Sama-sama ^_^
terima kasih kembali :)
sama-sama :)
terima kasih kembali atas informasi dari artikel anda, sangat memberikan wawasan lebih kepada saya.
terimakasih saudari farid atas jawabannya
waah farid makasih banyak penjelasannya..
sangat benar dan setuju bahwa antibodi bekerja sesuai dengan bakteri patogen yang dihadapinya, termasuk pada infeksi yang disebabkan oleh bakteri ini yang dapat menyebabkan demam kambuhan .
hal ini tertulis juga pada http://www.scribd.com/doc/139933275/MEKANISME-KERJA-ANTIBODI#scribd
ingin membantu menjawab pertanyaan yola,
iya, perantara bakteri ini adalah kutu ,
karna bakteri ini hanya dibawa oleh hewan atrhopoda yaitu kutu dan tungau , nah untuk lebih jelasnya bisa buka diweb ini ,, :)
https://mikrobia.files.wordpress.com/2008/05/fitriana-susanti-078114108.pdf
smoga bermanfaat ,, :)
makasih banyak atas jawabannya,.
sangat bermanfaat,.. :)
Terimakasih atas jawabannya Ibu Farid
Posting Komentar